Modul Pembelajaran IPS (Ilmu
Pengetahuan Sosial) Kelas XII yang disusun oleh guru Mata Pelajaran IPS (Ilmu
Pengetahuan Sosial) di SMK Negeri 1
Barebbo Kabupaten Bone telah memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai salah
satu buku acuan dalam pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Kelas XII
Jurusan Administrasi Perkantoran khususnya di lingkungan SMK Negeri 1 Barebbo.
Barebbo, 06 Januari
2014
Kepala
Sekolah SMKN 1 Barebbo
Drs.
H Muhammad Darwis
Nip. 19590827 198703 1 010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi
Robbil Alamin, segala puji bagi-Nya karena Rahmat dan Rahimnya sehingga Penyusunan Modul Pembelajaran Karakter
Berbasis IPS Tingkat Kabupaten Sulawesi Selatan di SMK Negeri 1 Barebbo tanggal
06 s.d 18 Januari 2014 dapat menyajikan Modul IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial).
Modul ini
disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
menginplementasikan Pendidikan Karakter Bangsa dan Ekonomi Kreatif dengan mengacu kepada:
Peraturan
Menteri Pendidikan No 22 tahun 2006
tentang Standar isi
Peraturan
Menteri Pendidikan No.23 tahun 2006 tentang Standar kelulusan
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No.20
tahun 2007 tentang Standar Penilaian pendidikan
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No.41 tahun 2007 tentang standar Proses
Modul
ini ini kami susun dengan tujuan
memenuhi prasyarat dalam Pembelajaran
karakter berbasis, agar pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) di sekolah
tingakat satuan pendidikan SMK Negeri 1 Barebbo dapat terlaksana secara efektif
dan efisien berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Semoga modul
ini secara proporsional dapat
meningkatkan kualitas pembelajan ekonomi dan
mutu output SMK Negeri 1 Barebbo pada umumnya
Saya
menyadari bahwa modul ini masih jauh
dari sempurna oleh karenanya saran dan
kritik yang bersifat membangun dari
pembaca, khususnya teman-teman guru IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) sangat kami
harapkan untuk revisi edisi berikutnya.
Semoga modul ini dapat
bermanfaat dan diridhoi oleh Allah SWT,
amin ya Robbul Alamin.
Barebbo, 06 Januari 2014
Penyusun
Sanita Wahyuni, S.Pd
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Deskripsi
B.
Prasyarat
C.
Petunjuk
Penggunaan Modul
D.
Tujuan
Akhir
E.
Standar
Kompetensi
F.
Kompetensi
Dasar
G.
Cek
Kemampuan Awal
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kebudayaan
B.
Unsur-Unsur Kebudayaan
C.
Macam-Macam Budaya Lokal Di Indonesia
D.
Dampak Masuknya Budaya Asing
E.
Hubungan Antar Budaya
BAB III PEMBAHASAN
A. Faktor
Penyebab Keragaman Budaya
B. Manfaat
Keragaman Budaya
C. Contoh-Contoh
Budaya Lokal
BAB IV PEMBAHASAN
A.
Masalah-Masalah
Yang Timbul Akibat Keragaman Budaya
B.
Integrasi Nasional
C.
Sikap Toleransi Dan Empati Sosial Terhadap Keberagaman
Budaya
Soal Uji Kompetensi
Daftar Pustaka
Glossarium
ISTILAH
|
KETERANGAN
|
Kultur
|
Budaya
|
Sintegrasi
|
Perpecahan
|
Gagasan
|
Ide
|
Arsitek
|
Karya
|
Interaksi
|
Saling
bergaul/berhubungan
|
Jantung
|
Jawa tengah
|
Cultural
diversity
|
Keragaman budaya
|
Ideologi
|
Cara berfikir/paham
|
Absrak
|
Menyeluruh
|
Minoritas
|
Golongan sosial jumlah kecil
|
Amalgamasi
|
Perkawinan
campuran
|
Fanatisme
|
Kepercayaan yang terlalu kuat
|
Inferior
|
Rendah
|
Superior
|
Tinggi
|
Kolonial
|
Sifat jajahan
|
Geografis
|
Lingkungan daerah
|
Mobilisasi
|
perpindahan
|
Religi
|
Kepercayaan
|
Devisa
|
Alat pembayaaran/mata uang
|
Etnis
|
Suku bangs/golongan
|
Globalisasi
|
Ruang likup dunia
|
Anarkisme
|
Penentang undang-undang/pemerintahan
|
Terorisme
|
Teroris/serangan yang tdk berprikemanusiaan
|
Sekularisme
|
Penentang ajaran
agama
|
Primordialisme
|
Pandangan yang dibawa sejak lahir
|
Separalisme
|
Gerakan untuk mendapat keaulatan/damai
|
Competition
|
Kompetisi
|
Avoidance
|
Menghindari
|
Compromise
|
Kompromi
|
Kolaborasi
|
Perbuatan kerjasama
|
Interaksi
|
Saling
bergaul/berhubungan
|
Jantung
|
Jawa tengah
|
Cultural
diversity
|
Keragaman budaya
|
Ideologi
|
Konsep/pendapat
|
Absrak
|
Tdk berwujud/berbentuk
|
bondoroyot
|
Keturunan nenek moyang
|
pribumi
|
Penduduk asli
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul ini membahas tentang IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Dengan mempelajari modul ini
siswa diharapkan memperoleh informasi tentang bagaimana disajikan
materi IPS (Ilmu
Pengetahuan Sosial)
yang dapat menjadi informasi berharga bagi siswa tentang memahami kesamaan dan
keberagaman budaya, disamping itu diharapkan siswa pada saat menyelesaikan
studinya mereka sudah mampu mengatasi pengaruh budaya asing dalam hubungan
antarbudaya yang ada di masyarakat setempat dan menyelesaikan masalah akibat
adanya keberagaman budaya dengan sikap toleransi, empati terhadap keberagaman
budaya
.Dengan
memperhatikan dan mengikuti penjelasan modul ini akan dapat menambah pemahaman
anda tentang materi yang disajikan. Tentunya dengan diadakan keaktifan dan
pengembangan dalam materi sehingga akan tercapai hasil yang optimal.
B. Prasyarat
Agar
dapat mempelajari modul ini, Anda harus mempelajari dan Memahami Kesamaan dan
Keberagaman Budaya, dan memperkaya bahan bacaan di literatur internet serta
media lainnya sehingga anda dapat mempelajari modul ini dengan baik.
Selanjutnya pelajari modul ini dengan memahami materi dengan seksama sehingga
terjadi kegiatan yang interaktif dalam proses belajar
C. Petunjuk
Penggunaan Modul
Pelajarilah modul ini dengan
kegiatan belajar demi kegiatan belajar. Mulailah dari kegiatan belajar 1 hingga
Anda bisa kuasai dengan baik. Untuk mengetahui apakah Anda telah menguasai
pelajaran ini, kerjakan tugas yang disediakan pada akhir kegiatan belajar,
Kalau anda mengalami kesulitan mempelajari
modul ini berkonsultasilah dengan guru bidang studimu sehingga anda yakin betul
telah menguasai kegiatan belajar tersebut. Untuk selanjutnya mempelajari
kegiatan belajar berikutnya.
Kerjakan semua soal
latihan/tugas-tugas dengan seksama oleh anda sendiri karena kompetensi anda
akan meningkat melalui proses internal dalam diri anda sendiri
Untuk mempelajari modul ini
disediakan waktu 20 x 45 menit, termasuk waktu untuk mengerjakan Tes Akhir
Modul.
D.
Tujuan Akhir
Setelah
mempelajari modul ini siswa diharapkan dapat menjelaskan pengaruh budaya asing
dalam hubungan antarbudaya yang ada di masyarakat setempat dan menyelesaikan
masalah akibat adanya keberagaman budaya dengan sikap toleransi, empati
terhadap keberagaman budaya
E.
Standar Kompetensi
4. Memahami Kesamaan dan Keberagaman Budaya
F.
Cek Kemampuan Awal
Untuk mengetahui kemampuan awal Anda, jawablah
beberapa pertanyaan berikut ini :
- Jelaskan pengertian kebudayaan?
- Jelaskan unsur-unsur kebudayaan?
- Sebutkan macam-macam budaya lokal di indonesia?
- Jelaskan dampak masuknya budaya asing dan hubungan antarbudaya?
- jelaskan faktor penyebab keragaman budaya?
- apa manfaat keragaman budaya?
- sebutkan contoh-contoh budaya lokal?
- Jelaskan masalah-masalah yang timbul akibat keragaman budaya?
- Mendeskripsikan integrasi nasional
- Bagaimana cara menunjukkan sikap toleransi dan
empati sosial terhadap keberagaman budaya?
BAB II
MEMAHAMI KESAMAAN DAN KEBERAGAMAN BUDAYA
Kompetensi
Inti : 2. Memahami Kesamaan dan Keberagaman
Budaya
Kompetensi Dasar :
o
Mengidentifikasi berbagai budaya lokal, pengaruh budaya
asing, dan hubungan antarbudaya
Indikator :
o Menjelaskan
pengertian kebudayaan
o Menjelaskan
unsur-unsur kebudayaan
o Mengidentifikasi
macam-macam budaya lokal di Indonesia
o Mengidentifikasi
dampak masuknya budaya asing dan hubungan antarbudaya
A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta, yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari ‘’Buddhi’’ (budi
atau akal). Dengan demikian kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang
bersangkutan dengan budi atau akal.
1.
Definisi kebudayaan menurut beberapa ahli
a.
E.B Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan
yang komplek, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan – kemampuan lain yang didapat oleh
seseorang sebagai anggota masyarakat
b.
William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat
peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat, yang jika
dilaksanakan oleh anggotanya melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat
diterima oleh semua anggota masyarakat sekitarnya.
c.
Koentjoroningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan,
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar
d.
Roucek dan Warren
kebudayaan sebgai cara hidup yang dikembangkan oleh
sebuah masyarakat guna memenuhi keperluan dasarnya untuk dapat bertahan hidup,
meneruskan keturunan, dan mengatur pengalaman sosialnya.
e.
Soekmono
Kebudayaan adalah segala cipta manusia. Pada hakekatnya
hasil usaha manusia untuk mengubah dan memberi bentuk serta susunan baru kepada
pemberi alam, sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohaninya.
2. Wujud Kebudayaan
1.
Sistem
gagasan (ide)
Wujud kebudayaan ini merupakan
wujud budaya yang bersifat abstrak (menyeluruh) dan tempatnya ada dalam alam
pikiran tiap warga pendukung budaya tersebut menetukan sifat cara berfikir
masyarakat sehingga tidak dapat diraba/disentuh dan didokumentasikan/foto.
Contoh; pemikiran tentang Tuhan,
Contoh; pemikiran tentang Tuhan,
2.
Sistem
sosial (tindakan)
Sistem sosial merupakan wujud
kebudayaan yang bersifat konkrit karna meliputi aktivitas, prilaku dan bahasa
dapat di lihat/diamati dan di dokumentasikan/foto. Aktivitas-aktifitas`manusia
yang saling berinteraksi, mengadakan kontak serta bergaul dengan manusia lain
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat dan tata kelakuannya.
Contoh; bahasa, tari-tarian,
dan upacara-upacara pemujaan
3.
Sistem
fisik/ arsitek (hasil karya manusia)
Arsitek merupakan wujud budaya
yang bersifat saling konkrit karna aktivitas perbuatan dan karya semua manusia
dalam masyarakat yang berupa benda-benda/hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan
didokumentasikan.
contoh; hasil produksi,
bangunan-bangunan dll.
B.
UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN
1.
Sistem Keagamaan
Setiap kebudayaan terdapat kepercayaan yang
dianut. Kepercayaan yang dianutdi Indonesia ada 5, yaitu Islam, Kristen
protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Darikelima agama tersebut terdapat upacara
keagamaan yang berbeda-beda. Akan tetapi untuk masyarakat
yang tinggal dikota upacara keagamaan sepertinya sudah tidak dilaksanakan
lagi kecuali dalam hal-hal tertentu saja. Sedangkan masyarakat yang
tinggal didesa masih banyak yang melaksanakan upacara keagamaan tersebut.
2.
Sistem Organisasi
Kemasyarakatan
Kebudayaan di Indonesia beragam sangat banyak.
Terdapat masyarakat Jawa,Sunda, Batak, Bugis dsb. Dari macam-macam
kebudayaan tersebut, perlu ditanamkan nilai-nilai kemanusiaan yaitu membiasakan
bergaul dengan kebudayaan yang lain. Dan saling berinteraksi dengan rukun.
Di Indonesia banyak terdapat kebudayaan yang harus di lestarikan bersama.
Jangan kitasaling bersaing untuk kepentingan pribadi dengan kebudayaan
lain, karena itusama saja kita
memecah belahkan kebudayaan yang sudah ditanam oleh leluhur sebelumnya.
3.
Bahasa
Kebudayaan yang beragam sangat berpengaruh pada bahasa yang dipakainya.
Contohnya bahasa Inggris, Jerman, Italia, Sunda, Jawa, dsb. Dari banyak
bahasa tersebut kita dapat mempelajarinya untuk pengetahuan yang
lebih luas. Tidak hanya bahasa yang dipelajari berasal dari bahas luar
negri saja, tetapi bahasa dari negri Indonesia pun perlu kita pelajari untuk
melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia.
4.
Sistem
Pengetahuan
Ada banyak sistem pengetahuan misalnya pertanian,
perbintangan, perdagangan/bisnis, hukum dan perundang-undangan,
pemerintahaan/politik dsb. Hal tersebut juga bagian dari kebudayaan. Kita
wajib mempelajarinya karena dengan adanya sistem pengetahuan kita menjadi
tahu dunia luar dan sangat bermanfaat untuk kehidupan karena berpengaruh pada
pekerjaan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak perlu semua kita pelajari
cukup beberapa saja kita kuasai, maka akan banyak informasi yang kita
dapat.
5.
Kesenian
Salah satu ciri khas dari kebudayaan adalah kesenian.
Banyak hal yang bisa kita pelajari mengenai kesenian. Misalnya seni
sastra, lukis, musik, tari, drama, dan lain sebagainya. Hal tersebut
bagian dari khas yang dimiliki setiap daerah maupun setiap negara.
Misalnya untuk kesenian musik. Kita bisa mengetahui dan mencari musik yang
khas dari setiap daerah maupun negara. Contohnya lagu-lagu daerah ampar-ampar
pisang yang berasal dari Kalimantan Selatanyang menjadi ciri khas dari daerah
tersebut.
6.
Sistem Mata
Pencaharian Hidup
Mata pencaharian sangat diperlukan untuk setiap
masyarakat karenabermanfaat untuk memenuhi kehidupan manusia. Misalnya
kaum pegawai/karyawan, kaum petani, nelayan, pedangan, buruh dan
seterusnya. Hal tersebut merupakan mata pencaharian yang harus
kita tekuni. Contohnya masyarakat yang hidup dipesisir pantai lebih
banyak bermata pencahariansebagai nelayan atau masyarakat yang hidup di
perkotaan lebih banyak bermata pencaharian sebagai pegawai kantoran.
7.
Sistem Teknologi dan Peralatan
Teknologi
semakin lama semakin luas. Karena makin banyaknya masyarakat yang hidup
modern. Teknologi sangat diperlukan akan tetapi tidak untuk melakukan perbuatan
yang melanggar norma-norma yang berlaku. Sekarang banyak yang
menyalah gunakan alat teknologi khususnya internet. Tidak sedikit masyarakat
yang tertipu atau melakukan perbuatan asusila dengan internet. Hal
tersebut harus kita perhatikan. Jangan sampai kebudayaan kita menjadi
minus dimata negara lain. contoh lainnya dari sistem teknologi dan peralatan
adalah peralatan kantor, rumah tangga, pertanian, nelayan, tukang kayu,
peralatan ibadah dan sebagainya lagi.Unsur kebudayaan secara universal sangat
beragam. Kita bisa pelajari dengan baik maka akan dapat banyak
sekali pengetahuan yang sangat bermanfaat.
C. MACAM-MACAM BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
1.
Pengertian Kebudayaan Nasional
Kebudayaan Nasional menurut TAP
MPR No.11 tahun 1998 merupakan "Kebudayaan nasional yang berdasarkan
pancasila perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia
dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat bangsa, serta diarahkan untuk
memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam
segenap kehidupan bangsa. Dengan demikian pembangunan nasional merupakan
pembangunan yang berbudaya."Disebut juga pada pasal selanjutnya
bahwa kebudayaan nasional juga mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa.
Tampaklah bahwa kebudayaan nasional yang dirumuskan oleh
pemerintah berorientasi pada pembangunan nasional yang di landasi
oleh semangat pancasila.
2.
Pengertian Budaya Lokal
Budaya lokal merupakan adat istiadat, kebudayaan yang sudah berkembang
(maju) yang menjadi sesuatu kebiasaan yang sukar diubah dan terdapat disuatu
daerah tertentu. Budaya lokal umumnya bersifat tradisional yang masih
dipertahankan dan dapat berupa seni, tradisi, pola pikir atau hukum adat. Budaya local sering disebut
juga sebagai kebudayaan daerah. Menurut Parsudi Suparlan ada 3 macam
kebudayaan dalam Indonesia yang majemuk, yaitu :
Kebudayaan
nasional Indonesia yang berlandasan Pancasila dan UUD 1945.
Kebudayaan
suku bangsa, terwujud pada kebudayaan suku bangsa dan menjadi unsur pendukung
bagi lestarinya kebudayaan suku bangsa tersebut.
Kebudayaan
umum lokal yang berfungsi dalam pergaulan umum (ekonomi, politik, social, dan
emosional) yang berlaku dalam local-local di daerah.
a. Kebudayaan Jawa
Propinsi Jawa Tengah terletak di
Pulau Jawa dan beribu kota di Semarang. Terbagi menjadi 35 kabupaten dan kota.
Jawa Tengah memiliki adat istiadat dan budaya yang unik. Jawa Tengah dikenal
sebagai “jantung” budaya Jawa.
Rumah adat di Indonesia
bermacam-macam bentuknya dan mempunyai nilai seni masing-masing. Karena rumah
merupakan suatu yang sangat penting, selain sebagai tempat tinggal rumah
berfungsi untuk melindungi dari tantangan alam dan lingkungannya. Kita juga
dapat melakukan aktivitas penting didalamnya, tidak hanya diluar rumah saja.
Coba kita lihat salah satu dari rumah adat yang ada di Indonesia, yaitu rumah
adat Jawa.
Rumah Jawa lebih dari sekedar
tempat tinggal. Masyarakat Jawa lebih mengutamakan moral kemasyarakatan dan
kebutuhan dalam mengatur warga semakin menyatu dalam satu kesatuan. Contohnya
saja kita lihat rumah adat dari Provinsi Jawa Tengah yaitu rumah joglo.
a)
Rumah Adat Joglo Provinsi Jawa
Tengah
Joglo merupakan rumah adat Jawa
Tengah yang terbuat dari kayu. Rumah bentuk ini mempunyai nilai seni yg cukup
tinggi dan hanya dimiliki orang yang mampu. Pada masa lampau masyarakat jawa
yang mempunyai rumah joglo hanya kaum bangsawan seperti sang pangeran dan kaum
orang yang terpandang, karena rumah ini butuh bahan bngunan yang lebih banyak
dan mahal dari pada rumah bentuk lain. Di zaman yang semakin maju ini rumah joglo
digunakan oleh segenap lapisan masyarakat dan juga untuk berbagai fungsi lain,
seperti gedung pertemuan dan kantor-kantor. Pada dasarnya, rumah bentuk joglo
berdenah bujur sangkar. Pada mulanya bentuk ini mempunyai empat pokok tiang di
tengah yang di sebut saka guru, dan digunakan blandar bersusun yang di sebut
tumpangsari. Blandar tumpangsari ini bersusun ke atas, makin ke atas makin
melebar. Jadi awalnya hanya berupa bagian tengah dari rumah bentuk joglo zaman
sekarang. Perkembangan selanjutnya, diberikan tambahan-tambahan pada
bagian-bagian samping, sehingga tiang di tambah menurut kebutuhan. Selain itu
bentuk denah juga mengalami perubahan menurut penambahannya.
Perubahan-perubahan tadi ada yang hanya bersifat sekedar tambahan biasa, tetapi
ada juga yang bersifat perubahan konstruksi.
Sirkulasi keluar masuknya udara pada rumah joglo
sangat baik karena penghawaan pada rumah joglo ini dirancang dengan
menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. rumah joglo, yang biasanya mempunyai
bentuk atap yang bertingkat-tingkat, semakin ke tengah, jarak antara lantai
dengan atap yang semakin tinggi dirancang bukan tanpa maksud, tetapi tiap-tiap
ketinggian atap tersebut menjadi suatu hubungan tahap-tahap dalam pergerakan
manusia menuju ke rumah joglo dengan udara yang dirasakan oleh manusia itu
sendiri.
Ciri khas atap joglo, dapat dilihat dari bentuk
atapnya yang merupakan perpaduan antara dua buah bidang atap segi tiga dengan
dua buah bidang atap trapesium, yang masing-masing mempunyai sudut kemiringan
yang berbeda dan tidak sama besar. Atap joglo selalu terletak di tengah-tengah
dan selalu lebih tinggi serta diapit oleh atap serambi. Bentuk gabungan antara
atap ini ada dua macam, yaitu: Atap Joglo Lambang Sari dan Atap Joglo Lambang
Gantung. Atap Joglo Lambang Sari mempunyai ciri dimana gabungan atap Joglo
dengan atap Serambi disambung secara menerus, sementara atap Lambang Gantung
terdapat lubang angin dan cahaya. Rumah adat joglo yang merupakan rumah
peninggalan adat kuno dengan karya seninya yang bermutu memiliki nilai arsitektur
tinggi sebagai wujud dan kebudayaan daerah yang sekaligus merupakan salah satu
wujud seni bangunan atau gaya seni,bahan bangunanya pun terdiri dari
bahan-bahan yang berkualitas dan cukup mahal harganya, bangunanya pun sangat
kokoh dengan pondasi yang sangat kuat oleh karena itu rumah ini sangat istimewa
bagi adat jawa dan sangat dijaga kelestariannya sampai saat ini. Oleh karena
itu rumah joglo adalah salah satu rumah yang berpengaruh bagi kelestarian adat
daerah yang ada di Indonesia meskipun adat-adat daerah lain banyak juga yang
mempunyai rumah adat yang mempunyai seni tersendiri.
Gambar diatas diambil saat saya dan kelompok
melakukan observasi secara langsung di Taman Mini Indonesia Indah.
b)
Tari Gambyong (Provinsi Jawa
Tengah)
Gambyong merupakan tarian khas Jawa Tengah yang
biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu. Tarian ini merupakan sejenis tarian
pergaulan di masyarakat. Ciri khas pertunjukan Tari Gambyong, sebelum dimulai
selalu dibuka dengan gendhing Pangkur. Tariannya terlihat indah dan elok
apabila si penari mampu menyelaraskan gerak dengan irama kendang. Sebab,
kendang itu biasa disebut otot tarian dan pemandu gendhing.
Pada zaman Surakarta, instrumen pengiring tarian
jalanan dilengkapi dengan bonang dan gong. Gamelan yang dipakai biasanya
meliputi gender, penerus gender, kendang, kenong, kempul, dan gong. Semua
instrumen itu dibawa ke mana-mana dengan cara dipikul.
Umum dikenal di kalangan penabuh instrumen Tari Gambyong, memainkan kendang bukanlah sesuatu yang mudah dan harus mempunyai jiwa seni yang tinggi yang dapat mengikuti irama sampai kedalam perasaan pengendang tersebut. Pengendang harus mampu jumbuh dengan keluwesan tarian serta mampu berpadu dengan irama gendhing. Maka tak heran, sering terjadi seorang penari Gambyong tidak bisa dipisahkan dengan pengendang yang selalu mengiringinya. Begitu juga sebaliknya, seorang pengendang yang telah tahu lagak-lagu si penari Gambyong akan mudah melakukan harmonisasi.
Umum dikenal di kalangan penabuh instrumen Tari Gambyong, memainkan kendang bukanlah sesuatu yang mudah dan harus mempunyai jiwa seni yang tinggi yang dapat mengikuti irama sampai kedalam perasaan pengendang tersebut. Pengendang harus mampu jumbuh dengan keluwesan tarian serta mampu berpadu dengan irama gendhing. Maka tak heran, sering terjadi seorang penari Gambyong tidak bisa dipisahkan dengan pengendang yang selalu mengiringinya. Begitu juga sebaliknya, seorang pengendang yang telah tahu lagak-lagu si penari Gambyong akan mudah melakukan harmonisasi.
c)
Batik-Tulis Pekalongan (Provinsi
Jawa Tengah)
Pakaian adat Jawa Tengah adalah Batik.Kita akan
mudah menemukan batik di Propinsi ini karena dua diantara wilayahnya merupakan
sentra penghasil batik.Solo dan Pekalongan adalah daerah penghasil batik yang
telah memberikan kontribusi positif untuk melestarikan budaya bangsa.
Batik adalah suatu hasil karya yang tidak asing
lagi bagi masyarakat Indonesia. Di berbagai wilayah Indonesia banyak ditemui
daerah-daerah perajin batik. Setiap daerah pembatikan mempunyai keunikan dan
kekhasan tersendiri, baik dalam ragam hias maupun tata warnanya oleh karena itu
kita harus menjaga kelestarianya. Dan salah satu daerah itu adalah Kabupaten
Pekalongan. Batik di Pekalongan dapat dikategorikan sebagai batik pesisir yang
mempunyai ciri khas pada motif kain hiasnya yang bersifat naturalis dan kaya
warna. Ciri khas inilah yang memberikan identitas tersendiri bagi batik-tulis
Pekalongan yang berbeda dengan batik lainnya, seperti batik-tulis Yogya atau
Solo.
d)
Lagu Daerah (Provinsi Jawa
Tengah)
Lir Ilir adalah lagu
daerah Jawa Tengah, nada dasar naturel (C),. Lagu ini menggunakan bahasa Jawa
dan sering dinyanyikan dengan iringan musik gamelan. Lir ilir, judul dari
tembang di atas. Bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang di atas
mengandung makna yang sangat mendalam. Tembang karya Kanjeng Sunan ini memberikan
hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah.
Lir Ilir –
Provinsi Jawa Tengah
Lir ilir lir ilir tandure wong
sumilir Tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar
Cah angon cah angon penekna
blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh
dodotira
Dodotira dodotira kumintir bedah
ing pinggir
Dondomana jrumatana kanggo seba
mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suraka surak hiyo
e)
Makanan Khas Semarang (Provinsi
Jawa Tengah)
Bandeng presto adalah makanan khas Indonesia yang
berasal dari daerah Semarang, Jawa Tengah. Makanan ini dibuat dari ikan bandeng
yang dibumbui dengan bawang putih, kunyit dan garam. Ikan bandeng ini kemudian
dimasak pada alas daun pisang dengan cara presto. Presto adalah cara memasak
dengan uap air yang bertekanan tinggi. Karena ikan bandeng terkenal memiliki
banyak duri, bandeng presto adalah makanan yang digemari karena dengan cara
masak presto duri-duri ini menjadi sangat lunak. Sehingga dapat dinikmati
dengan lebih mudah.
D. DAMPAK MASUKNYA BUDAYA ASING
Budaya asing menrupakan kebudayaan yang bekembang dalam suatu wilayah
yang berada diluar wilayah/negara indonesia. Budaya asing saat ini banyak
mewarnai budaya Indonesia, masuknya budaya asing dinilai sebagai salah satu
penyebabnya. Contoh masuknya budaya asing terjadi pada:
1.
Cara Berpakaian
Sekarang ini masyarakat Indonesia
lebih menyukai berpakaian yang lebih terbuka seperti bangsa barat yang
sebenarnya tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa Indonesia yang dianggap
berpakaian lebih sopan dan tertutup.
2.
Alat Musik
Perkembangan alat musik saat ini
juga dibanjiri dengan masuknya budaya asing, kita dapat mengambil contoh dari
kebudayaan asli betawi di Jakarta, pada saat ini sudah tidak ada lagi terdengar
alat musik Tanjidor/tradisional musik khas dari tanah Betawi, saat ini yang
sering kita dengar adalah alat-alat musik modern yang biasanya menggunakan
tenaga listrik.
3.
Permainan Tradisional
Bahkan masuknya budaya asing juga
mempengaruhi permainan tradisional, seperti permainan gangsing atau
mobil-mobilan yang terbuat dari kayu, pada saat ini sudah jarang kita temukan,
yang saat ini kita temukan adalah produk-produk permainan yang berasal dari
Cina, seperti mainan mobil remote control yang berbahan baku besi atau plastic
Serta berbagai macam yang lainnya seperti tarian, rumah adat, makanan,
adat-istiadat dan kesenian atau hiburan telah didominasi budaya asing.
4.
Kurangnya Kesadaran
Bangsa Indonesia harus memiliki
jati diri dengan cara mempertahankan nilai-nilai budaya, saat ini masyarakat
kita tidak peduli budaya yang masuk itu dapat merusak atau tidak, namun pada
kenyataannya masyarakat sekarang lebih senang menerima budaya asing
dibandingkan melestarikan budaya local atau tradisional, yang sebenarnya dapat
mengakibatkan hilangnya budaya Indonesia.
5.
Kemajuan Teknologi dan
Peralatan Hidup
Kemajuan teknologi juga sebagai
pendorong hilangnya budaya Indonesia, contohnya adalah pada saat ini banyak
seseorang yang dituntut untuk dapat bekerja secara cepat dan efisien, maka
seseorang akan lebih memilih teknologi yang lebih maju untuk mendukung
pekerjaannya dibandingkan dengan peralatan tradisional yang labih lambat.
Masuknya budaya asing di Indonesia juga berdampak pada
masyarakat. Berikut dampaknya bagi masyarakat Indonesia:
Dampak
Positif :
Dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir dan
perilaku bangsa2 yg maju sehingga mampu mendorong kita untuk lebih baik lagi
dan maju seperti mereka.
Adanya kemudahan untuk memperlihatkan dan
memperkenalkan kebudayaan negeri kita sendiri ke luar negeri
Terjadinya akulturasi budaya yg mungkin bisa
menciptakan kebudayaan baru yg unik.
Dampak
Negatif:
Dapat menghilangkan kebudayaan
asli Indonesia,
Serta dapat terjadi proses
perubahan social didaerah yang dapat mengakibatkan permusuhan antar suku
sehingga rasa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi goyah.
Masuknya budaya asing yg lebih
mudah diserap dan ditiru oleh masyarakat baik tua maupun muda dan Meniru
perilaku yang buruk.
Adanya globalisasi bisa
memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan karena adanya percampuran antara
kebudayaan lokal dengan kebudayaan dari luar, bisa juga karna memang tidak ada
generasi penerus yang melestarikan budaya tsb.
Mudah terpengaruh oleh hal yang
berbau barat. Generasi muda lupa akan identitasnya sebagai bangsa Indonesia
karena perilakunya banyak meniru budaya barat.
Menumbuhkan sifat dan sikap
individualisme, tidak adanya rasa kepedulian terhadap orang lain. Padahal bangsa
indonesia dulu terkenal dengan gotong royong.
E.
HUBUNGAN
ANTAR BUDAYA
1.
Difusi (Penyebaran)
Difusi
adalah suatu proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari satu kelompok ke
kelompok lainnya atau dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, difusi dinyatakan sebagai proses penyebaran atau
perembesan suatu unsur kebudayaan dari satu pihak kepada pihak lain. W.A.
Haviland menyatakan bahwa difusi adalah penyebaran kebiasaan atau adat istiadat
dari kebudayaan satu kepada kebudayaan lain. Proses difusi berlangsung
menggunakan teknik meniru atau imitasi. Meniru lebih mudah daripada menciptakan
sendiri, terutama tentang hal-hal yang baru. Beberapa contoh proses terjadinya
difusi, di antaranya sebagai berikut.
a.
Unsur-unsur
budaya timur dan barat yang masuk ke Indonesia dilakukan dengan teknik meniru.
Misalnya, penyebaran agama Islam melalui media perdagangan, berikut cara
berdagang yang jujur, dan model pakaian yang digunakan, lambat laun ditiru oleh
masyarakat.
b.
Cara
berpakaian para pejabat kolonial Belanda ditiru oleh penguasa pribumi.
c.
Cara
orang Minangkabau membuka warung nasi dan cara orang Jawa membuka warung tegal.
d.
Cara
makan yang dilakukan orang Eropa dengan menggunakan sendok ditiru oleh orang
Indonesia.
2.
Akulturasi (Percampuran)
Pencampuran
kebudayaan merupakan pedoman kata dari istilah bahasa Inggris acculturation.
Percampuran merupakan suatu perubahan besar dari suatu kebudayaan sebagai
akibat adanya pengaruh dari kebudayaan asing. Menurut Koentjaraningrat,
percampuran menyangkut konsep mengenai proses sosial yang timbul jika
sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur
kebudayaan asing. Akibatnya, unsur-unsur asing lambat laun diterima dan diolah
ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
asli.
Proses
percampuran berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama. Hal disebabkan
adanya unsur-unsur kebudayaan asing yang diserap atau diterima secara selektif
dan ada unsur-unsur yang tidak diterima sehingga proses perubahan kebudayaan
melalui mekanisme percampuran masih memperlihatkan adanya unsur-unsur
kepribadian yang asli.
a.
Unsur Budaya
Asing yang Mudah Diterima
1)
Unsur-unsur kebudayaan yang konkret wujudnya, seperti
benda-benda keperluan rumah tangga dan alat-alat pertanian yang praktis
dipakai.
2)
Unsur-unsur kebudayaan yang besar sekali gunanya bagi si
pemakai. Contohnya kendaraan bermotor, seperti sepeda motor dan truk
pengangkut.
3)
Unsur-unsur kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan
masyarakat penerima. Contohnya, penerangan listrik menggantikan penerangan
tradisional dan telepon seluler menggantikan telepon rumah.
b.
Unsur Budaya
Asing yang Sulit Diterima
1)
Unsur-unsur kebudayaan yang wujudnya abstrak, misalnya
paham atau ideologi negara asing.
2)
Unsur-unsur kebudayaan yang kecil sekali gunanya bagi si
pemakai, contohnya cara meminum teh.
3)
Unsur-unsur kebudayaan yang sukar disesuaikan dengan
keadaan masyarakat penerima, contohnya traktor pembajak sawah yang sukar
menggantikan fungsi bajak yang ditarik kerbau pada lahan pertanian tertentu.
3.
Pembauran (Asimilasi)
Pembauran
merupakan padanan kata dari istilah asimilation; merupakan proses perubahan
kebudayaan secara total akibat membaurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga
ciri-ciri kebudayaan yang asli atau lama tidak tampak lagi. Menurut
Koentjaraningrat, pembauran adalah suatu proses sosial yang terjadi pada
berbagai golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda. Setelah mereka
bergaul dengan intensif, sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan masing-masing
berubah menjadi unsur kebudayaan campuran. Proses pembauran baru dapat
berlangsung jika ada per syaratan tertentu yang mendukung berlangsungnya proses
tersebut. Harsojo menyatakan bahwa dalam pembauran di pengaruhi oleh beberapa
faktor, di antaranya sebagai berikut.
a.
Faktor
Pendorong Asimilasi
1)
Toleransi adalah saling menghargai dan membiarkan
perbedaan di antara setiap pendukung kebudayaan yang saling melengkapi sehingga
mereka akan saling membutuhkan.
2)
Simpati adalah kontak yang dilakukan dengan masyarakat
lainnya didasari oleh rasa saling menghargai dan menghormati. Misalnya dengan
saling menghargai orang asing dan kebudayaannya serta saling mengakui kelemahan
dan kelebihannya akan mendekatkan masyarakat yang menjadi pendukung
kebudayaan-kebudayaan tersebut.
3)
Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa di dalam
masyarakat. Misalnya dapat diwujudkan dalam kesempatan untuk menjalani
pendidikan yang sama bagi golongan-golongan minoritas, pemeliharaan kesehatan,
atau penggunaan tempat-tempat rekreasi.
4)
Adanya perkawinan campuran (amalgamasi). Perkawinan
campuran dapat terjadi di antara dua kebudayaan yang berbeda, baik dari asal
suku bangsa maupun tingkat sosial ekonomi.
5)
Adanya persamaan unsur-unsur kebudayaan yang terdapat
dalam setiap kebudayaan menyebabkan masyarakat pendukungnya merasa lebih dekat
satu dengan yang lainnya.
b.
Faktor
Penghambat Asimilasi
1)
Fanatisme dan prasangka, melahirkan sikap takut terhadap
kebudayaan lain yang umumnya terjadi di antara masyarakat yang merasa rendah
(inferior) dalam menghadapi kebudayaan luar yang lebih tinggi (superior).
Contohnya, suku-suku bangsa terasing seperti orang Kubu di Sumatra, orang Baduy
di Jawa Barat, dan suku-suku terasing di Irian/Papua. Prasangka yang timbul itu
membuat mereka menutup diri terhadap masuknya budaya baru.
2)
Kurangnya pengetahuan kebudayaan yang menyebabkan sikap
toleransi dan simpati yang kurang berkembang antara suku bangsa.
3)
Perasaan superioritas yang besar pada individu-individu
dari satu kebudayaan terhadap kebudayaan masyarakat lain. Contohnya, antara masyarakat
kolonial dan masyarakat pribumi sehingga integrasi yang terjalin antara yang
menjajah dan yang dijajah tidak berkembang.
4)
Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam
masyarakat yang akan berakibat pada tidak adanya kebebasan untuk bergaul dengan
masyarakat luar. Sebaliknya, orang luar kurang memahami kebudayaan masyarakat
tersebut sehingga menimbulkan prasangka yang dapat menghalangi berlangsungnya
proses pembauran.
5)
Adanya in-group yang kuat. In-group feeling, artinya
suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan
kebudayaan kelompok yang bersangkutan. Misalnya, golongan minoritas Arab dan
Tionghoa di Indonesia yang memperlihatkan perbedaan-perbedaan yang tajam dengan
orang Indonesia asli. Pelaksanaan pergantian nama orang Tionghoa dengan nama
Indonesia tidak banyak membawa hasil untuk mengintegrasikan mereka ke dalam
masyarakat Indonesia jika in-group feeling tidak diatasi lebih dulu.
1.
Jelaskan
pengertian kebudayaan dalam bahasa sansekerta?
Jawab; ____________________________________________________________
______
2.
Jelaskan apa
yang dimaksud dengan sistem sosial tindakan?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
3.
sebutkan
unsur-unsur kebudayaan?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
4.
Jelaskan pengertian kebudayaan Nasional menurut TAP MPR No.11 tahun
1998 ?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
5.
Sebutkan 3 macam kebudayaan dalam
Indonesia yang majemuk Menurut Parsudi
Suparlan?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
6.
Sebutkan dan jelaskan 3 budaya yang ada di jawa tengah?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
7.
Jelaskan dampak
positif dan negatif masuknya budaya asing ke indonesia?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
8.
Jelaskan tiga contoh masuknya budaya asing ke
Indonesia?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
9.
Sebutkan
contoh-contoh proses terjadinya difusi dalam hubungan antar budaya
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
10.
Jelaskan
perbedaan akulturasi dengan asimilasi?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
11.
Faktor apakah
yang menjadi pendorong asimilasi?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
12.
Sebutkan
unsur-unsur budaya asing yang mudah di terima?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
13.
Jelaskan
pengertian kebudayaan menurut pendapat Roucek dan Warren dan William H.
Haviland?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
14.
Apa yang
dimaksud dengan unsur budaya Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
15.
Apa yang dimaksud dengan In-group feeling?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
BAB III
MEMAHAMI KESAMAAN DAN KEBERAGAMAN BUDAYA
Kompetensi
Inti : 2. Memahami Kesamaan dan Keberagaman
Budaya
Kompetensi Dasar :
o
Mendeskripsikan potensi keberagaman budaya yang ada di
masyarakat setempat dalam kaitannya dengan budaya nasional
Indikator :
o
Mengidentifikasi faktor
penyebab keragaman budaya
o
Menganalisis manfaat keragaman budaya
o
Mendeskripsikan
contoh-contoh budaya lokal
A.
FAKTOR
PENYEBAB KERAGAMAN BUDAYA
1.
Pengertian
Keberagaman Budaya
Keragaman
budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan
kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai
kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai
kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah
penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di
Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang
bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah,
pedesaan, hingga perkotaan. Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat
dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia
mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi.
2.
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman budaya :
Tempat tinggal : dimana seseorang
itu tinggal, mempengaruhi suatu kebudayaan yang mereka jalani, misalnya
seseorang yang tinggal di daerah pantai mata pencaharian hidupnya tidak mungkin
mencari teh karena tidak sesuai dengan tempat tinggalnya
Pengaruh dari luar : pengaruh
dari luar ini tidak terbatas. Misalnya bagi daerah Jawa Tengah, lalu
terpengaruh oleh Jawa Timur. Bagi Jawa Tengah, Jawa Timur itu termasuk pengaruh
dari luar. Namun, pengaruh dari luar ini juga termasuk pengaruh dari bangsa
asing yang dulu memang pernah menjajah Indonesia. Misalnya di Indonesia bagian
timur banyak yang menganut agama kristen, sedangkan di bagian barat banyak yang
menganut agama islam karena terpengaruh Turki, dll.
Iklim : iklim juga mempengaruhi
kebudayaan yang dijalani oleh masyarakat. Hawa dan suhu lingkungan juga dapat
menentukan apa yang kita lakukan. Misalnya, bagi orang-orang yang tinggal di
daerah Eropa, udara disana dingin, sehingga mereka membutuhkan sesuatu yang
dapat menghangatkan badannya, salah satunya dengan meminum alkohol. Sedangkan
di Indonesia hal tersebut dilarang untuk dilakukan, karena Indonesia beriklim
tropis sehingga udaranya tidak terlalu dingin dan juga terkadang tidak begitu
panas, sehingga memang tidak membutuhkan alkohol untuk dikonsumsi.
Turunan nenek moyang : turunan
dari nenek moyang ini, atau bisa katakan semacam tradisi yang diturunkan kepada
setiap anggota keluarganya. Misalnya bahasa Jawa yang berbeda-beda, walaupun
namanya itu sama-sama bahasa Jawa. Hal ini dikarenakan keturunan dari nenek
moyang kita yang terdahulu. Mereka berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa-bahasa tersebut sehingga dari generasi ke generasi bahasa yang digunakan
berbeda-beda, walaupun biasanya tingkat kekentalan berbahasa daerah itu semakin
berkurang.
Mobilisasi : mobilisasi ini dapat
menciptakan budaya baru. Misalnya ada orang Jawa yang tinggal di Palembang.
Sehingga apa yang ada disuku Jawa orang tersebut di gabungkan dengan apa yang
ada di Palembang, sehingga terbentuk budaya baru (terjadi akulturasi).
Jarak dan Lingkungan : ketika
terjadi jarak dan lingkungan yang berbeda maka juga terjadi perbedaan budaya.
Misalnya budaya didaerah Sumatera Utara berbeda dengan budaya di daerah Jawa
Timur. Bahkan hal ini juga bisa terjadi didalam satu rumah, misalnya kebiasaan
si adik dan si kakak dikamar mereka masing-masing.
Kepercayaan : kepercayaan juga
mempengaruhi kebudayaan. Misalnya di daerah Bali kebanyakan menganut agama
Hindu, sedangkan di Medan banyak yang menganut agama kristen. Ritual-ritual dan
upacara agama yang dilakukan disetiap daerah tersebut berbeda-beda, dan hal ini
karena dipengaruhi oleh perbedaan kepercayaan.
Ada juga
yang disebut dengan daerah kebudayaan yaitu penggabungan atau penggolongan dari
suku-suku bangsa yang beragam kebudayaannya, tetapi mempunyai beberapa unsur
dan ciri mencolok yang serupa. Penggolongan beberapa kebudayaan dalam suatu
daerah kebudayaan dilakukan berdasarkan atas persamaan ciri-ciri yang mencolok.
Tidak hanya dari ciri-ciri fisik (misalnya alat-alat berburu, alat-alat
bertani, senjata), tetapi juga unsur-unsur kebudayaan yang lebih abstrak dari
sistem sosial atau sistem budaya (misalnya unsur-unsur organisasi
kemasyarakatan, sistem perekonomian, upacara-upacara keagamaan, ataupun adat
istiadat). Kebudayaan memang
beraneka ragam, tetapi perbedaan itulah yang membuat kebudayaan itu menjadi
unik dan khas. Kebudayaan yang sekarang masih ada ini, harus dapat kita
lestarikan bersama agar dapat tetap terus ada dan tidak hilang.
B.
MANFAAT KERAGAMAN BUDAYA
Tidak semua negara memiliki keberagaman budaya seperti
yang dimiliki oleh negara Indonesia. Dengan demikian, keberagaman budaya
memberikan manfaat bagi bangsa kita.
Beberapa manfaat keberagaman budaya, sebagai berikut :
Dalam bidang
bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat memperkaya
perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia.
Dalam biang
pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan
pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa.
Pemikiran
yang timbul dari sumber daya manusia masing-masing daerah dapat pula di jadikan
acuan bagi pembangunan nasional
C. CONTOH-CONTOH
BUDAYA LOKAL
Deskripsi tentang budaya lokal suatu bangsa, biasanya
mencakup : kondisi alam, mata pencaharian, kepercayaan, bahasa dan kesenian.
1. Budaya Batak
Suku bangsa
Batak sebagian besar mendiami pegunungan Sumatera Utara. Wilayah tempat tinggal
suku bangsa Batak beriklim musim. Tanah-tanah datar diantara daerah pegunungan
dengan daerah pantai sangat subur untuk lahan pertanian. Akan tetapi
daerah-daerah pegunugan yang terdiri atas padang rumput kurang
subur. Bagi yang kurang ulet, mereka pergi merantau ke daerah lain di
nusantara, teruatama ke ibu kota Jakarta. Oleh karena itu, orang-orang batak
dikenal sebagai suku bangsa perantau.
a.
Sistem religi/kepercayaan
Kehidupan
masyarakat Batak dipengaruhi oleh beberapa agama, seperti islam, kristen,
katholik, hindu dan budhha. Walaupun sebagian besar suku bangsa batak beragama
kristen dan islam tetapi banyak konsep yang berasal dari agama aslinya yang
masih hidup, terutama penduduk di pedesaan terpencil.
Orang-orang
batak mempunyai kepercayaan bahwa alam semesta diciptakan oleh debata (ompung) mula jadi na bolon (debata kaci-kaci) dalam bahasa karo. Debata mulajadi na bolon tinggal di langit sebagai maha pencipta, penguasa
dunia tengah. Ia tinggal di dunia dengan menggunakan nama silaon na bolon (toba) atau tuan
padukah ni aji (karo).
Menurut
kepercayaan nenek moyangnya, orang-orang batak mengenal tiga konsep jiwa atau
roh, yaitu tondi dan sahala. Tondi adalah jiwa atau roh orang itu sendiri yang merupakan
kekuatannya. Sahala adalah kekuatan
yang dimiliki seseorang. Tidak semua orang memiliki sahala dan kualitasnya pun berbeda beda. Sahala seorang raja, datuk atau pimpinan lebih kuat dari pada yang
dimiliki orang biasa. Tondi merupakan
kekuatan yang memberi hidup kepada bayi (calon manusia), sedangkan sahala menentukan wujud dan jalan orang
itu didalam kehidupan selanjutnya.
Sahala dan tondi dapat berkurang dan bertambah kekuatannya. Tondi dapat pergi meninggalkan badan.
Apakah orang tadi akan menjadi sakit, bila untuk seterusnya orang itu akan
mati.
b.
Kesenian
Keberagaman
kesenian suku bangsa batak tercermin dari rumah adat, motif-motif batik, adat
upacara kematian, pakaian adat, lagu-lagu dan tarian daerah. Seni bangunan
tradisional orang batak terdiri atas lima macam berikut ini :
Balai batu, yaitu bangunan pintu
gerbang untuk menjaga perkampungan dan tempat tidur bagi para penjaga
lingkungan.
Rumah bolon adat, bangunan rumah
untuk sang raja.
Balai bolon adat, bangunan tempat
kantor pengadi;an yang diselenggarakan oleh raja.
Jambur, bangunan tempat menyimpan
padi.
Pantangan, bangunan tempat
menenun.
2. Budaya Sunda
a. Sistem religi/ kepercayaan
Masyarakat
Sunda sebagian besar memeluk agama Islam. Orang-orang Sunda dikenal cukup taat
dalam menjalankan ajaran agama Islam, seperti giat melakukan shalat lima waktu,
puasa, zakat fitrah, ibadah haji, dan kewajiban lainnya. Namun di daerah-dareah
pedesaan masih ada orang-orang Sunda yang percaya pada hal-hal yang bersifat
gaib dan tahayul, seperti mempercayai makhluk halus, jin, setan, benda-benda
pusaka, dan sebagainnya.
Pada
masyarakat Sunda dikenal macam-macam upacara keagamaan, seperti upacara
memperingati Maulid Nabi, Idul Fitri, Idul Adha, selametan kelahiran anak,
selametan kematian (tahlilan), sunatan, pernikahan, selametan pendirian rumah,
dan sebagainya. Hidangan upacara selamatan berupa nasi tumpeng dengan
lauk-pauknya dan makanan ringan. Daging ayam atau ikan terdapat di dalam nasi
tumpeng. Ketika mengikuti upacara selamatan orang tidak berani banyak bicara,
tetapi khusu derdoa mengikuti pemimpin upacara, yaitu ustadz atau
orang yang ahli dalam agama Islam. Orang yang telah selesai memimpin jalannya
upacara biasanya dikirim nasi tumpeng beserta lauk-pauk dan makanan lainnya.
Bahkan, ada pula yang memberikan uang saku sebatas kerelaan dan kemampuan orang
yang mempunyai hajatan.
b. Sistem kekerabatan
Sistem
kekerabatan suku bangsa Sunda ialah parental, yaitu mengikuti garis
keturunan dari kedua orang tua (ayah dan ibu). Semua anggota keluarga, baik
dari pihak laki-laki (ayah) maupun perempuan (ibu) yang masih memiliki
pertalian darah dan keturunan termasuk kedalam keluarga atau kerabat. Pada
masyarakat Sunda, bentuk keluarga yang terpenting ialah keluarga batih,yang
terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak. Hubungan sosial diantara anggota
keluarga batih sangat erat, bersifat kekeluargaan, dan tolong-menolong. Selain
keluarga batih, pada masyarakat Sunda dikenal kelompok kekerabatan yang
dinamakan golongan keluarga. Golongan keluarga ini dalam ilmu
antropologi disebut kindred. Selain itu, pada masyarakat Sunda ada
kelompok kekerabatan berupa ambilineal, yang masih tergolong
kerabat di sekitar keluarga batih, tetapi berorientasi ke arah nenek moyang
yang jauh dalam masa lampau. Kelompok kekerabatan ini dinamakan bondoroyot (suatu
keturunan dari nenek moyang).
c. Kesenian
Masyarakat
sunda dikenal eiliki cam – ca kesenin daerah, seperti seni music,
seni tari, drama kaligrafi, seni lukis, dan sebagainya. Sejak dahulu, orang
sunda di kenal memilik peradaban yang cukup tinggi. Hal ini tercermin dari
kemajuan yang di capai di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian,
organisasi sosial, bahasa, dan lain lain.
uji kompetensi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini ;
1.
Jelaskan
pengertian Keragaman
budaya/
cultural diversity?
Jawab; ____________________________________________________________
______
2.
Jelaskan
menurut pendapat anda, mengapa bidang pariwisata di jadikan objek yang bisa mendatangkan devisa?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
3.
Sebutkan unsur-unsur kebudayaan yang lebih
abstrak dari sistem sosial atau sistem budaya?
Jawab; ____________________________________________________________
4.
Jelaskan mengapa tempat tinggal dan iklim merupakan faktor penyebab
terjadinya keanekaragaman budaya?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
5.
Apa yang di
maksud dengan turunan nenek moyang?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
6.
Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman budaya ?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
7.
Bagaimana sistem religi/kepercayaan kehidupan masyarakat batak?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
8.
Apa yang di
maksud dengan tondi dan sahala?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
9.
Sebutkan lima macam Seni bangunan tradisional
orang batak?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
10.
Sebutkan macam-macam upacara keagamaan pada masyarakat Sunda?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
11.
Apa yang di
maksud dengan kebudayaan
daerah?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
BAB IV
MEMAHAMI KESAMAAN DAN KEBERAGAMAN BUDAYA
Kompetensi
Inti : 2. Memahami Kesamaan dan Keberagaman
Budaya
Kompetensi Dasar :
o
Mengidentifikasi berbagai alternatif penyelesaian masalah
akibat adanya keberagaman budaya
o
Menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial terhadap
keberagaman budaya
Indikator :
o
Menjelaskan
masalah-masalah yang timbul akibat
keragaman budaya
o
Mendeskripsikan
integrasi nasional
o
Menunjukkan sikap
toleransi dan empati sosial terhadap keberagaman budaya
A. MASALAH-MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT KERAGAMAN BUDAYA
Keberagaman
budaya itu merupakan tantangan sekaligus peluang bagi masyarakat Indonesia.
Merupakan tantangan karena apabila tidak dikelola dan ditangani dengan baik
maka keberagaman budaya akan dapat mendorong timbulnya persaingan dan
pertentangan sosial. Sebagai peluang, keragaman budaya itu bila dibina dan
diarahkan secara tepat, maka akan menjadi suatu kekuatan atau potensi dalam
melaksanakan pembangunan bangsa dan Negara Indonesia. Untuk lebih jelasnya,
berikut ini diuraikan masalah-masalah yang muncul sebagai akibat dari
keberagaman budaya.
1. Pertentangan Sosial Akibat Keberagaman Budaya
Kita harus
menyadari bahwa kehidupan masyarkat Indonesia sangat majemuk dalam suku bangsa
dan budaya. Keberagaman suku bangsa dan budaya itu akan berdampak negatif,
berupa timbulnya pertentangan antar budaya, jika tidak benar-benar
ditangani secara tepat. Kehidupan bangsa Indonesia yang beragam suku bangsa dan
budaya, kadang-kadang diwarnai oleh konflik antar budaya. Hal itu terbukti dari
timbulnya berbagai kerusakan sosial, seperti yang terjadi di Jakarta, Bandung,
Tasikmalaya, Situbondo, Ambon, Poso, Sambas, Aceh, Papua (Irian
Jaya), dan daerah-daerah lainnya.
Peristiwa
Tasikmalaya merupakan contoh konflik yang disebabkan oleh kecemburuan Poso
merupakan contoh konflik yang disebabkan oleh perbedaan agama antar umat Islam
dengan umat Kristen. Peristiwa Sambas merupakan contoh konflik dan yang
disebabkan oleh perbedaan etnis / suku bangsa anara suku Dayak (penduduk asli)
dengan suku Madura (penduduk pendatang). Peristiwa Aceh dan Papua (Irian Jaya)
merupakan contoh konflik sosial yang disebabkan perbedaan kepentingan politik
antara pemerintah Pusat dengan masyarakat daerah setempat.
Kerusakan
sosial yang terjadi di ibukota Jakarta tentara suku bangsa Betawi (penduduk
asli) dengan suku bangsa Madura (penduduk pendatang) merupakan akibat dari
sentiment ke daerahan. Perubahan nilai-nilai budaya akibat pengaruh globalisasi
ternyata telah memicu timbulnya konflik sosial budaya dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Jakarta sebagai ibu kota Negara seringkali diwarnai oleh
peristiwa kerusuhan sosial, seperti peristiwa Tanjung Priuk dan prasasti.
Konflik sosial tersebut telah menimbulkan korban jiwa dan harta yang cukup
banyak. Warga masyarakat yang tidak berdosa banyak yang menjadi korban amuk
massa. Konflik sosial akibat keberagaman budaya mempunyai dampak negatif yang
amat luas dan kompleks.
Pada era
reformasi sekarang ini, dampak negatif akibat keberagaman social budaya, antara
lain sebagai berikut :
Menimbulkan krisis ekonomi dan
moneter yang berkepanjangan dan sulit diatasi , menyebabkan naiknya harga
barang-barang kebutuhan pokok serta rendahnya daya beli masyarakat;
Menimbulkan konflik antar elite
dan golongan politik, sehingga menghambat jalannya roda pemerintah dan
pelaksanaan pembangunan;
Menimbulkan konflik antar suku
bangsa, antar golongan, atau antar kelas sosial, sehingga menyebabkan timbulnya
perilaku anarkisme, terorisme, sekularisme, primordialisme, separalisme, dan
sebagainya;
Menimbulkan perubahan sosial dan
budaya yang terlalu cepat, sehingga terjadi perubahan nilai dan norma sosial,
perubahan pranata dan lembaga sosial, perubahan pandangn hidup, perubahan
sistem dan struktur pemerintahan, dan sebagainya.
2. Alternatif Pemecahan Masalah
Kita tahu
bahwa keberagaman budaya dapat menimbulkan konflik dan kerusuhan sosial.
Sebenarnya, telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah kita dalam
mengatasi masalah sosial akibat keberagaman budaya. Ahli-ahli ilmu sosial juga
telah memberikan teori-teori pemecahan masalah akibat konflik sosial budaya.
Namun pengaruh pemecahan masalah tersebut, tidak langsung dirasakan hasilnya
oleh masyarakat.
Adapun
metode-metode pemecahan masalah akibat konflik sosial budaya yang biasa
digunakan, antara lain sebagai berikut :
a.
Metode kompetisi (competition)
Metode
kompetisi adalah pemecahan masalah dengan menggunakan teknik persaingan. Metode
ini menyajikan suatu arena persaingan menang-kalah kepada pihak-pihak yang
bertentangan. Apabila terjadi konflik dalam masyarakat, biasanya pihak yang
berkuasa akan memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya. Misalnya, dengan
memberikan alternatif siapa yang tidak setuju silahkan mengundurkan diri.
b.
Metode menghindari (avoidance)
Metode
menghindari adalah pemecahan masalah dengan cara salah satu pihak yang
berselisih menarik diri atau menghindari konflik. Dalam metode ini biasanya
pihak-pihak yang bertentangan mengambiil keputusan untuk berpisah atau
menghindar secara fisik. Misalnya, golongan elit politik yang pernah berkuasa
pada era Orde Baru menarik diri dan tidak ikut lagi dalam kegiatan politik
praktis pada pemerintahan era reformasi sekarang ini.
c.
Metode akomodasi (accommodation)
Metode
akomodasi adalah cara pemecahan masalah dengan menciptakan kondisi damai untuk
sementara. Metode ini diterapkan apabila salah satu pihak bersedia memenuhi
tuntutan pihak lawan. Metode ini digunakan untuk memelihara hubungan baik
dengan harapan salah satu pihak mau mengalah sebagai contoh, dalam
menyelesaikan konflik antara suku bangsa Dayak dengan suku bangsa Madura di
Sambas, maka pemerintah kita memisahkan dua pihak yang bertikai dengan
menyediakan penampungan sementara bagi pengungsi dari suku Madura sampai
dicapai suatu kesepakatan damai.
d.
Metode kompromi (compromise)
Metode
kompromi adalah pemecahan masalah dengan cara melakukan perundingan damai.
Metode ini tidak diarahkan untuk menentukan siapa yang menang atau yang kalah,
tetapi untuk mencari akar permasalahan, sehingga dicapai suatu kesepakatan
damai. Metode ini dapat memperkecil permusuhan yang terpendam.
e.
Metode kolaborasi (collaboration)
Metode
kolaborasi adalah pemecahan masalah dengan cara memberikan keuntungan yang sama
kepada pihak-pihak yang berselisih. Metode ini merubah konflik menjadi kerja
sama. Dalam hal ini pihak-pihak yang bertentangan diajak bekerja sama untuk
berkompromi.
f.
Metode pengurangan konflik
Selain ke
lima metode tersebut,masih ada alternatif pemecahan masalah yang dapat
digunakan, yaitu metodepengurangan konflik.
Ada dua cara
yang dapat digunakan utuk mengurangi konflik, yaitu:
Mengganti tujuan yang menimbulkan
konflik dengan tujuan yang dapat diterima oleh kedua pihak yang berselisih;
Mempersatukan dua belah pihak
yang bertentangan dengan menimbulkan ancaman atau musuh dari luar.
B. INTEGRASI
NASIONAL
Apabila konflik
sosial merupakan hasil proses sosial yang bersifat negatif, integrasi sosial
dan nasional merupakan hasil proses sosial yang bersifat positif,Integrasi
sosial dan nasional dapat diartikan sebagai suatu proses bersatunya unsur-unsur
sosial-budaya yang berbeda-beda, sehingga tercipta kehidupan sosial dan
nasional secara serasi dan teratur.Integrasi sosial dan nasional terwujud
melalui tahapan tertib sosial,order,kejegan, dan keteraturan sosial budaya.
1. Tahapan Proses Sosial Budaya Menuju Terwujudnya Integrasi Sosial Dan
Nasional
a.
Tindakan sosial
Tindakan
sosial adalah pola perilaku anggota masyarakat dalam interaksi sosial.Tindakan
sosial setiap orang tentu saja berbeda-beda.Perbedaan tersebut disebabkan
masing-masing warga masyarakat memiliki peran dan status sosial yang tidak
sama.Selain itu,tindakan sosial dipengaruhi oleh nilai dan norma sosial budaya
yang berlaku dalam masyarakat.
contoh
tindakan sosial berikut ini!
Siswa SMK pergi kesekolah untuk
belajar menuntut ilmu
Ayah pergi bekerja untuk mencari
nafkah.
Ibu pergi kre pasar untuk
berbelanja
Anak kecil menangis karena
ditinggal ibunya
b.
Pola sosial
Pola sosial
adalah bentuk hubungan sosial yang bersifat tetap atau berpola dalam interaksi
sosial. Pola sosial yang baik tentu saja akan dicontoh atau ditiru melalui
proses imitasi dan identifikasi.
Perhatikan
contoh pola sosial berikut ini!
Warga masyarakat bergotong royong
mrembersihkan sampah.
Warga masyarakat bermusyawarah
untuk mengambil keputusan bersamw.
Wara masyarakat tolong-menolong
apabila ada yang terkena musibah.
c.
Order sosial
Order sosial
adalah norma-norma sosial yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat.Order sosial terbentuk dari pegaulan hidup di masyarakat.Order
sosial i bersifat melekat dan mengatur perilaku warga masyarakat.Oleh karena
itu,keberadaan order sosial akan terus terpelihara dalam masyarakat.Pelanggaran
terhadap order sosial bagi para pelakunya akan mendapat sanksi,yang berupa
cemoohan,pengucilan atau hukuman pidana.
Order sosial
itu,ada yang tertulis dan ada pula yang tidak tertulis.
Order itu,ada yang
tertulis:peraturan perundang-undangan (UUD 1945,undang-undang,peraturan
presidin,peraturan mentri,peraturan daerah,tata tertib sekolah,dan sebagainya)
Order sosial tidak
tertulis:kebiasaan,adat istiadat,konvensi,tatakrama,etika sopan santun dan
norma sosial lainnya.
d.
Keajegan sosial
Keajegan
sosial adalah suatu kedaan masyarakat teratur dan bersifat
tetap(ajeg), tidak mudah berubah. Keajegan sosial timbul sebagai hasil hubungan
yang serasi dan selaras dalam interaksi sosial antara perilaku dengan nilai dan
norma sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat.
contoh
keajegan sosial berikut ini !
Laki-laki dewasa yang tam,pil
menjadi wali nikah, bukan perempuan.
Ayah yang menjadi kepala
keluarga, bukan ibu.
Anak-anak lazimnya bersikap
hormat dan patuh kepada orang tua.
e.
Tertib sosial
Tertib
sosial adalah keadaan masyarakat yang tertib dan teratur. Tertib sosial
merupakan hasil hubungan serasi dan selaras antara perilaku dengan nilai dan
norma sosial dalam proses interaksi sosial. Tertib sosial terwujud bila seluruh
anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan tuntunan nilai dan norma sosial.
Gambaran
terwujudnya keteraturan sosial yaitu sebagi berikut
Perilaku sosial membentuk pola
sosial
Pola sosial kemudian menjadi
order sosial.
Order sosial membentuk keajegan
sosial
Keajegan sosial menghasilkan
tertib sosial
Tertib sosial mewujudkan
keteraturan dan integrasi sosial
2. Faktor Pendorong Integrasi Sosial/Nasional
Integrasi
sosial/nasional dapat terwujud dalam masyarakat Indonesia yang Bhineka Tunggal
Ika, karena adanya kesadaran dari seluruh warga negara untuk hidup bersatu
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesadaran untuk hidup bersatu
sebagai bangsa itu disebabkan masyarakat Indonesia mempunyai cita –cita dan
tujuan luhur yang sama, yaitu masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Integrasi sosial akan lebih berkembang jika terdapat
faktor pendorong berikut ini.
Seluruh anggota menyadari akan
manfaat integrasi sosial
Adanya program masyarakat yang
jelas dan terarah
Berkembangnya semangat kerjasama,
kekeluargaan, dan gotong royong
Adanya faktor saingan atau
ancaman dari luar ( out group ) sehingga integrasi social menjadi lebih kukuh
Adanya berbagai pranata dan
lembaga social yang berperan mewadahi aktivitas kehidupan masyarakyat.
3. Peran Masyarakat Dan Pemerintah Dalam Menjaga Keselarasan Antar Budaya
a.
Memelihara kebudayaan nasional dengan cara :
Mengelola, menggali, dan
memperbaiki budaya tradisional yang tersebar di seluruh tanah air Indonesia;
Meneliti, mendokumentasikan, dan
melestarikan perbendaharaan nasiona;
Meningkatkan perlindungan cagar
alam.
b.
Menghidupkan budaya nasional dengan cara :
Membangun sarana, lembaga, dan
pusat – pusat penelitian, pengkajian, penyajian, dan pendidikan kebudayaan;
Membangkitkan dan mengembangkan
pembendaharaan kebudayaan nasional;
Menghasilakan tenaga terdidik
melalui jalur pendidikan formal maupun non – formal, yang akan mempunyai
profesi di bidang kebudayaan antara lain sebagai seniman pelaku, pencipta, dan
pamong pengembang kebudayaan nasional;
Mendorong pendidikan seni budaya
melalui jalur non – formal yang diselenggarakan dalam bentuk kegiatan –
kegiatan pendidikan kebudayaan di lingkungan keluarga dan masyarakat.
c.
Memperkaya budaya nasional dengan cara:
Mengolah bentuk, corak, langgam,
dan/atau budaya local dan tradisional untuk diselaraskan dengan tingkat
perkembangan kehidupan bangsa Indonesia dan perkembangan manusiawi di masa
depan;
Membina bahasa dan sastra
Indonesia serta bahasa dan sastra daerah;
Membangkitkan dan memupuk terus –
menerus sumber – sumber penciptaan melalui pengembangan gagasan – gagasan dan
karya – karya baru;
Mendorong penciptaan kontemporer
dari pada karay kesenian dan karya akal budi ;
Menyediakan bantuan keuangan
dan/atau peralatan oleh pemerintahan bagi usaha non-pemerintah di bidang
pengembangan kebudayaan dalam batas kesanggupan keuangan Negara dan sesuai
dengan prioritas pembangunan nasional.
d.
Membina ketahanan kebudayaan nasional dengan cara:
Mengamati dan meneliti semua
unsur dan kegiatan kebudayaan asing yang dapat merugikan tata nilai kehidupan
dan kepribadian bangsa Indonesia;
Meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam hal daya penangkapan, pemilihan, penyerangan, dan penyesuaian unsur –
unsur kebudayaan asing terhadap perkembangan peradaban bangsa, sehingga
merupakan pengolah budaya yang fungsional;
Mengatur, mengamati, dan
mengarahkan penggunaan sarana dan lembaga kebudayaan;
Meningkatkan penulisan sejarah
nasional dan pengembangan kesadaran sejarah, baik masa lampau, masa kini, masa
depan;
Meningkatkan pengenalan dan
perlindungan tradisi serta peninggalan sejarah yang mempunyai nilai – nilai
perjuangan dan kebangsaan nasional.
e.
Menyebarluaskan dan memanfaatkan kebudayaan nasional dengan cara:
Memperluas kemungkinan dan
kemampuan anggota masyarakat untuk turut menghayati, menikmati, membina,
memperkaya, memiliki dan menyebarluaskan hasil karya kebudayaan nasional;
Memperluas pandangan hidup,
perhatian dan keterampilan anggota masyarakat bagi kepentingan perkembangan
peradaban;
Membudayakan hubungan kerja dan
kesanggupan, perkembangan, pusat – pusat pemukiman dan penggunaan peralatan
audiovisual serta media komunikasi lainnya.
C. SIKAP
TOLERANSI DAN EMPATI SOSIAL TERHADAP KEBERAGAMAN BUDAYA
Sikap
toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan
prang atau kelompok lain. Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan
pikiran dan perasaan orang lain. Sikap tolerans dan empati ini sangat penting
ditumbuh kembangkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia multicultural. Dengan
pengembangan sikap toleransi dan empati sosial, maka masalah-masalah yang
beraitan dengan keberagaman sosial budya akan dapat dikendalikan, sehingga
tidak mengarah pada pertentangan sosial yang dapat mengancam diisintegrasi
nasional.
Adapun cara
untuk menerima dan menghargai orang lain atau suku bangsa lain yang berbeda
latar belakang budaya dapat dilakukan sebagai berikut:
Kita perlu menerima dan
menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai dari bangsa Indonesia.
Kita perlu menerima dan
menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai makhluk pribadi dan makhluk
sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
Kita perlu menerima dan
menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang memiliki kelebihan
dan keterbatasan dalam hal-hal tertentu.
Kita perlu menerima dan
menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang memiliki persamaan
kedudikan, harkat, martabat, dan derajat, serta hak dan kewajiban asasi.
Kita perlu menerima dan
menghargai oranglain/suku bangsa lain sebagai pemilihan dan penghuni tanah air
Indonesia ciptaan Tuhan Yang Maha Rsa
Kita perlu menerima dan
menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang memiliki latar
belakang sosial budaya yang berbeda-beda dalam ras, suku bangsa, bahasa,
adat-istiadat, profesi, golongan politik dan sebagainya.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini ;
1.
Apa dampak
negatif keberagaman social budaya pada era reformasi sekarang ini?
Jawab; ____________________________________________________________
______
2.
Sebutkan metode-metode
pemecahan masalah akibat konflik sosial budaya yang biasa digunakan?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
3.
Apa yang dimaksud dengan integrasi
sosial /nasional?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
4.
Sebutkan gambaran terwujudnya keteraturan
sosial?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
5.
Apa perbedaan
order sosial tertulis dengn order sosial yang tidak tertulis?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
6.
Sebutkan faktor
pendorong Integrasi
sosial?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
7.
Apa yang
dimaksud dengan tindakan sosial dan pola sosial dalam tahapan Integrasi Sosial Dan Nasional?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
8.
Apa peran masyarakat dan pemerintah
dalam menjaga keselarasan antar budaya?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
9.
Bagaimana cara
menghidupkan budaya nasional?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
10.
Bagaimana cara untuk menerima dan menghargai
orang lain atau suku bangsa lain yang berbeda latar belakang budaya?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
11.
Apa perbedaan
sikap toleransi dan empati terhadap keberagaman budaya?
Jawab; ____________________________________________________________
__________________________________________________________________
12.
Bagaimana cara membina ketahanan kebudayaan nasional?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
13. Jelaskan cara pemecahan masalah denga metode akomodasi (accommodation?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
14. Tulislah contoh-contoh pertentangan sosial akibat keberagaman budaya?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
15. Tulislah contoh Integrasi Sosial Dan Nasional dalam tahapan Proses Sosial Budaya Keajegan
sosial?
Jawab; ____________________________________________________________
________________________________________________________________________
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.anneahira.com/pengaruh-budaya.htm
http://chokyboel.blogspot.com/2011/07/makalah-pengaruh-budaya-asing-di.html
thanks ya bu' karena ibu telah posting modul ini,,,,
BalasHapusIngin belajar lebih dalam tentang SIMDIG
BalasHapusTerima kasih buk sangat bermanfaat
BalasHapusIngin belajar lebih dalam tetang pelajaran simdig!
BalasHapusTerimah kasih buk ini sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih bu pelajaran ini sangat bermanfaat buat saya
BalasHapusTerimakasih bu.ini sangat membantu bagi saya
BalasHapusTerimakasih bu.pelajaran itu sangat bermanfaat
BalasHapus